Header Ads

Breaking News

Kisah Oka Juru Parkir yang Sedekah Tiap Hari ke Musholah

Sumber Foto:SuaraRiau.id


Dilansir dari suarariau.id, bunyi peluit berpacu dengan raungan mesin kendaraan di pelataran minimarket di Kota Duri menemani setiap langkah hari-hari Oka Julneldi.

Oka, atau bang oka, pemuda 31 tahun penyandang dwarfisme ini mengadu nasib dari kampung halamannya ke kota minyak tersebut sejak tahun 2006 silam.

Berangkat sejak itu, oka yang mengenyam pendidikan sampai tingkat SMA ini hanya bisa bertugas sebagai juru parkir resmi. Perawakannya yang terbatas sejak lahir itu rupanya tidak membuat ia putus asa, pekerjaan apapun telah dilaluinya untuk menyambung hidup dari hari ke hari.

Awalnya Oka yang tamat SMA itu pernah menjalani profesi sebagao loper koran, hari-hari digelutinya dengan lembaran surat kabar menyusuri kota Duri dan menyapa warga, bahkan ia juga pernah di tugaskan ke Pulau Bengkalis untuk berjualan koran.

Pasca berhenti dari pekerjaan berjualan koran selama dua tahun silam itu, okapun memulai peruntungan baru menjadi penjaga toko kayu, berjualan hingga terakhir saat ini menjadi juru parkir di kota yang sama.

Meskipun keterbatasan fisik, oka mempunyai prinsip untuk tidak meminta-minta belas kasih orang lain. Fisiknya yang terbatas sejak lahir itu menjadi pemicu semangatnya untuk berjuang dan bertahan hidup, meski kerasnya kehidupan di perantauan harus tetap di jalani.

Menurut Oka menjadi juru parkir saat ini adalah pilihan hidup yang nyaman untuk di jalani, sebab pekerjaannya itu juga di dukung oleh keluarga dan teman-temannya, orangtua Oka tinggal menetap di kawasan Duri XVIII, lokasi ini merupakan perbatasan kabupaten Bengkalis dan kota Dumai, sementara Oka memberanikan diri untuk berjuang seorang diri di Ibu Kota kecamatan di Duri.

Tak ada paksaan sama sekali, hanya saja minimarket tempat Oka berjualan itu sedikitnya memberikan sumbangsih untuk Oka mencari nafkah sebagai juru parkir disitu.

Oka Julneldi sedang menghitung uang penghasilannya, foto by suarariau.id



“yang penting pekerjaan yang di jalani itu halal”, kata Oka, berbincang dengan SuaraRiau.id, senin (8/1/2021)

“Setiap hari kita nyumbang untuk mushola, uangnya dikasih lewat Pak RW, ini sebagai sumbangan untuk pembangunan mushola setiap hari” Ujar Oka.

Pemuda ini berpenghasilan tidak tetap dilihat dari banyaknya kendaraan yang singgah di tempat itu, berkisar Rp. 100 ribu perhari, hasil dari jeripayahnya tersebut di retribusikan untuk pembayaran parkir ke petugas sebesar Rp.24 ribu kata Oka, dan Rp. 15 ribu utnuk sumbangan ke mushola setempat, jadi setiap hari Rp.39 ribu untuk retribusi dan sumbangan mushola.

Menurut oka dengan menyumbang untuk mushola tersebut tidak membuatnya kekurangan, apalagi hal itu menjadi amal jariyah bagi dirinya.

Selain itu untuk kebutuhan makan diapun mencari sendiri, hidup yang di jalani Oka hari demi hari membuat ia mandiri dengan sendirinya, selama ini untuk biaya makan dan kebutuhan hidup di carinya denganmengumpulkan pundi-pundi rupiah.

Bahkan dia juga beberapa kali bisa mengirim uang utnuk keluarganya di kampung.
“sesekali mengirim untuk orang tua di kampung” ujarnya.

Oka tidak mau merepotkan dan bergantung hidup dengan keluarganya meskipun rumah orang tuanya hanya berjarak 40 kilometer dari kota Duri.

Sebelum jadi juru parkir di minimarket setempat, memang jauh-jauh hari sudah ada niat mulia dari Oka untuk bersedekah, karena ia merasa senang dan bangga untuk bisa memberikan sebagian pendapatannya untuk tempat-tempat ibadah sebab bagi Oka jika tidak begitu maka hidupnya tidak terasa lengkap, karena ia ingin, dari setiap hartanya menjadi amal jariyah untuknya.

Saat ini oka tinggal bersama sahabatnya yang tinggal tidak jauh dari minimarket tempat dia bekerja. Setiap hari ia pulang pergi jalan kaki ke lapak mencari nafkahnya tersebut.

Pengalaman Oka selama jadi juru parkir rupanya tidak berjalan mulus-mulus saja meskipun sudah dua tahun bergelut di juru parkir ini ,oka nanyatanya sering juga dimarahi saat meminta uang parkir kepada pengendara motor.
“ada juga dimarahi orang, katanya dia petugas dishub, jadi gak mau bayar parkir dan marah” kata Oka.
 
namun diapun hanya sabar dan mengurut dada, sebab jika ada hal seperti ini dia tidak mau melawan apa lagi sampai terjadi keributan, di Kota Duri bukan  hanya oka yang menyandang dwarfisme atau kelainan pada pertumbuhan, namun ada  beberapa orang lain yang mengalami hal yang sama, beberapa orang itu justru memilih menggeluti hidupnya di bawah lampu merah, hal itu rupanya tidak berlaku bagi alumni SMA Negeri 3 Mandau ini. 

“yang penting tetap semangat dan terus berjuang untuk hidup” kata dia.

Bagi oka kerasnya hidup tak menyurutkan semangatnya untuk terus bekerja mencari rezeki halal, setiap hari oka mulai pekerjaannya dari pukul 07.00 Wib pagi samapi pukul 01.00 dini hari atau sampai tengah malam,

bahkan dalam sepekan ini oka jarang meliburkan dirinya, ia merasa rugi apabila tidak datang kelapaknya,

“kalau libur ya jarang-jarang, tapi beberapa hari lagi aku mau pulang untuk nengok orang tua”, tuturnya.

Oka berharap, kisah hidup yang dijalaninya ini juga bisa memotivasi semangat bagi kaum pemuda lainnya, apalagi jika badan sehat dan mampu bekerja jangan dijadikan alasan untuk bermalas-malasan.

“ya untuk memotivasi, harapannya bisa memotivasi orang lain” tukasnya sambil tersenyum.

Maka hal ini adalah tamparan bagi diri kita yang sehat yang saat ini masih merengek meminta pada orang tua, keberkahan hidup dapat dirasakan oleh mereka yang selalu menganggap cobaan dan keterbatasan diri hanyalah sementara di dunia, niat untuk kebaikan dan semangat untuk terus tetap bertahan dan mencari keberkahan dengan yang halal adalah hal yang utama.

Info lengkap hubungi kami : 
Lena 085372510888 
Ayu 0811629373 
Hermansyah Marpaung 08126292003 
Saipul Bahri Nababan 081360053602 

Bila ada yang memberikan infaq atau sedekah harap konfirmasi ke salah satu relawan KOJAB 
Rekening Kojab 2 Bank Syariah Mandiri 
No.Rek. 7104298545 
Atas Nama Komunitas Jum'at Berbagi 

Wassalamu'alaikum 
 #indahnyaberbagi #komunitasjumatberbagi.

Tidak ada komentar