Header Ads

Breaking News

Gara-gara Gak Jadi Sedekah, dari Horor Hingga Penuh Berkah

Gambar Hanyalah Ilustrasi

Dimas adalah salah satu mahasiswa di perguruan tinggi yang ada di sumatera utara ia duduk di semester akhir, dimas juga menyempatkan diri untuk mengisi waktu kekosongannya dengan mengajar les private di beberapa tempat di daerahnya.

kala itu ia baru saja selesai mengajar les private di salah satu desa yang tidak jauh dari tempat ia tinggal, dengan mengendarai sepeda motornya ia menempuh waktu sekitar 15 menit untuk sampai ke tempat lesnya, setelah selesai mengajar les privatnya dimas diberikan sejumlah uang dari orang tua murid lesnya karena memang sudah waktunya ia menerima sallary tersebut disetiap bulannya, “Allhamdulillah, makasih ya buk” ujar dimas dengan perasaan senang, hari ini ia ada dua tempat les privat yang akan di kunjungi dimas, berarti ada harapan murid yang kedua ini juga akan membayar sallarynya, wajar saja dimas begitu mengharap karena kebutuhannya akhir akhir ini begitu mendesak, namun ketika selesai mengajar les, apa yang di harapkan dimas tidak sesuai kenyaataannya, orang tua murid tersebut hanya memberikan ia sebuah kue saja, “ini nak dimas, oleh oleh untuk cemilan di rumah, mohon di terima ya..” kata ibu tersebut, “iya  buk, makasih banyak ya buk”, dimas pun hanya menerima pasrah apa  yang diberikan oleh ibu tersebut, “yah apa boleh buat, syukurin saja” ucap dimas dalam hatinya.

Iapun berpamitan untuk kembali pulang ke kos-kosannya yang ia tempati, dipertengahan jalan dimas mampir untuk membeli sebuah es tebu, karena seharian mengajar les ia begitu kehausan, disaat mampir meminum es tersebut, ada seorang nenek tua yang sedang menghampiri dimas, ya nenek itu terlihat lesuh, bajunya kotor, nenek tersebut mengemis kepada dimas dengan mengulurkan tangannya meminta belas kasih kepada dimas, namun saat itu dimas tidak memegang uang pecah, yang tersisa hanya uang recehan yang hanya cukup untuk membayar es tebunya, rasanya ingin menolong nenek tersebut tapi uang pemberian anak lesnya akan di pakai untuk keperluan lainnya, kue yang diberikan anak lesnya juga enggan diberikan kepada nenek itu, karena ia merasa dengan tinggal sendiri di kos-kosan lagi pula belum makan hari itu, dimas juga sempat memikirkan untuk membelah kue tersebut menjadi dua alih-alih ia tidak menemukan sebilah pisau untuk membagi kue tersebut, pada akhirnya dimas hanya meminta maaf dengan mengatakan “ma..maaf nek , dengan tangan dimas meminta maaf pada nenek itu”, nenek tersebut hanya menatap dimas, dan tidak berkata sepatahpun, lalu ia meninggalkan dimas, setelah jauh  nenek tersebut berjalan, dimaspun langsung melanjutkan perjalanannya karena terlihat hari sudah mulai sore, ia bergegas melaju sepeda motornya, karena dimas harus melewati jalan hutan yang sunyi.

ya benar saja, hari sudah gelap, dan dimas masih melaju di jalan yang sunyi itu, perasaannya mulai aneh melihat jalanan yang sunyi itu ,karena hanya dimas seorang yang melintasi jalan tersebut, sesekali ia melihat kanan kiri dimas merasa seperti ada yang mengawasinya dan, tiba-tiba ia dikagetkan dengan sepeda motornya yang mati mendadak, “haduuuh kenapa pakai mati ni lagi motor” kata dimas bergumam, ia kemudian mengengkol-engkol sepeda motornya tersebut, namun tidak bisa hidup juga, dimas pun melihat isi tangki bahan bakarnya, yang juga masih ada, dimas makin merasa panik, karena hanya ia yang ada di jalan sepi itu, yang ia takutkan bukan hanya hantu tetapi orang yang ingin berbuat jahat padanya, merasa cemas dan tak kehabisan akal, dimas pun mendorong sepeda motornya dengan sekuat tenaganya, dengan keringat di wajahnya ia terus mendorong sepeda motornya hingga menaiki sebuah tanjakan yang cukup tinggi, disitu tenaganya terkuras banyak, nafasnya terlihat ngos-ngosan, sesekali ia melambatkan sepedamotornya yang ia tuntun itu, setelah melalui tanjakan itu dimas merasa sepeda motornya semakin berat ketika menuruni tanjakan tersebut, ia pun menjadi heran dan merasa aneh, dalam hatinya ia berkata “aneh, kog berat ya padahal inikan turunan” kata dimas dalam hati, perasaannyapun tidak karuan, yang seharusnya turunan ia bisa melaju ternyata sepeda motornya semakin berat, dimas seperti merasa ada yang ikut menaiki sepeda motornya dari belakang, tetapi ia tidak mau menoleh ke arah belakang, ia hanya fokus melihat kedepan dan mulai membaca surah-surah al-qur’an yang ia hafal, sesekali ia mengeraskan suaranya, dan sepeda motornya masih saja terasa semakin berat, dimaspun panik sejadi-jadinya, ia mencoba untuk menenangkan diri dan ia kini malantunkan suara adzan, maka tidak lama kemudian, sepeda motornya kembali seperti biasanya, ia dengan cepat-cepat mendorong lagi sepeda motornya, dengan perasaan cemas, panik dan entah apa yang difikiran dimas waktu itu sampai begitu paniknya.

setelah cukup jauh mendorong sepeda motornya akhirnya dimas menemukan ada bengkel yang masih buka, ia pun segera membawa sepeda motornya untuk diperiksa, dimas yang tenaganya banyak terkuras langsung duduk bersender dengan kaki yang di selonjorkan kedepan, nafas mulai di atur, ia meminum air yang dia bawa di tasnya, “kenapa bang, capek ya…?” tanya montir bengkel tersebut, “iya bang, saya dorong cukup jauh tadi” jawab dimas, “ya sudah saya periksa dlu ya bang”, sepeda motor dimas akhirnya di periksa oleh montir bengkel, bukannya kerusakan kecil yang diharapkan dimas, namun kerusakan yang diperiksa dari sepeda motornya sangatlah serius, hingga ia harus menunggu beberapa jam untuk bisa sepeda motornya hidup kembali, setelah beberapa jam menunggu, akhirnya sepeda motor dimas bisa kembali di pakai, tetapi dimas di buat terkejut karena tagihan untuk biaya motornya sangatlah besar yakni Rp.480.000,- (empat ratus delapan puluh ribu rupiah), dimas yang kini tidak bisa berkata-kata lagi harus merelakan uang dari hasil les privatenya itu, dan kini ia hanya memegang uang sisa biaya bengkelnya sebesar 20 ribu, dimas pun akhirnya hanya bisa pasrah, mungkin ini sebuah peringatan baginya, benar saja, sontak dimas langsung teringat dengan nenek-nenek yang mengemis kepadanya tadi sore, dalam hatinya bergumam “apa mungkin tadi aku gak ngasih pengemis tadi ya, makannya jadi begini, jadi uangnya habis untuk perbaiki keretaku, hmmmm”, akhirnya timbul perasaan menyesal dimas karena tidak memberikan sebagian uangnya padahal ia mampu saat itu, setelah beranjak dari bengkel tersebut iapun memikirkan nenek tersebut sepanjang jalan pulang ke kos, dan sesampainya di kos-kosan dimas, ia langsung membersihkan diri dan memutuskan untuk bersiap-siap sholat isya di masjid terdekat dengan berjalan kaki, sebagai bentuk muhasabahnya atas kejadian barusan, selepas sholat isya, dimas yang saat itu berjalan mendekati kotak infaq masjid yang ada di dekat dinding masjid tanpa sengaja menyentuk uang 20 ribu yang ia simpan di kantong celana depan, lantas dimaspun berhenti dan terfikir, “apa aku infaqkan aja semua uang ini ke kotak infaq ini ya, tapi kalau ku infaqkan jadi gak punya uang lagi dong” ujar dimas dalam hati “ah gak papalah uang bisa dicari, siapa tau ada berkahnya” ucap dimas lagi, maka dengan ikhlas dimaspun mengeluarkan uang 20 ribu miliknya dan memasukkannya ke dalam kotak infaq masjid tersebut. 

Sesampainya di rumah, dimas merasa lapar karena belum makan hari itu, iapun teringat dengan kue dari murid lesnya yang diberikan kepadanya sore itu, “hmmm gak papa la cuman ada kue ini, mudah-mudahan bisa mengganjal laparku” ucap dimas, lalu dimas membuka kue tersebut, namun alangkah kagetnya dimas setelah dibuka kotak kue itu, ia mendapati ada amplop putih , iapun menjadi heran sekaligus penasaran apa isinya, karena sebelumnya yang ia tau hanya ada kue yang diberikan anak lesnya itu, maka dimas mengambil amplop putih tersebut dan membukanya, kali ini ia dibuat sangat  takjub dengan isinya yang ternyata uang dalam jumlah yang lumayan, dimas pun langsung merasa senang, pasalnya ia mengira yang diberikan anak lesnya hanya kue saja dan ternyata ada uang yang diselipkan di dalamnya, dimas pun sontak langsung mengucap syukur “Allhamdulillah ya Allah”, tenyata ada hal lain yang Allah selipkan rezekinya, maka dimas kala itu langsung terfikirkan, “mungkin ini teguran dari Allah agar biasa bersedekah, apa jadinya jika tadi aku gak menginfaqkan uang 20 ribuku ke kotak masjid ya, hmm allhamdulillah” ucap dimas dalam hati, lalu  dengan rasa syukur dan senang, ia melanjutkan memakan kue itu dan sejak saat itu dimas setiap kali mendapatkan rezeki atau ada pengemis yang dilihatnya ia tidak pernah menunda memberikan sedekahnya.

Dari peristiwa tersebut membuatnya semakin baik dan rajin menjalankan ibadah karena ia yakin akan ada banyak keberkahan jika ia rajin untuk beramal kebaikan.

Semoga menjadi ibroh untuk kita.


Rantauprapat, 27 Februari 2021
R.Kholid

Info lengkap hubungi kami : 
Lena 085372510888 
Ayu 0811629373 
Hermansyah Marpaung 08126292003 
Saipul Bahri Nababan 081360053602 

Bila ada yang memberikan infaq atau sedekah harap konfirmasi ke salah satu relawan KOJAB 
Rekening Kojab 2 Bank Syariah Mandiri 
No.Rek. 7104298545 
Atas Nama Komunitas Jum'at Berbagi 

Wassalamu'alaikum 
 #indahnyaberbagi #komunitasjumatberbagi.

Tidak ada komentar