Header Ads

Breaking News

PARA WANITA BELAJARLAH DARI UMMUL MUKMININ SITI KHADIJAH

 
 
Ummul Mukminin Siti Khadijah... Wanita mulia Tak ada banding dan tanding رضي الله عنها وارضاها DUA PERTIGA ( ⅔ ) wilayah Mekah adalah milik Siti Khadijah binti khuwailid, istri pertama Rasulullah SAW. 
 
Dia wanita bangsawan yang menyandang kemuliaan dan kelimpahan harta kekayaan. Namun saat wafat, tak selembar kain kafan pun dia miliki. Bahkan baju yang dipakainya saat menjelang ajal adalah pakaian lusuh dan kumuh dengan 83 tambalan. “Fatimah putriku, aku yakin ajalku akan segera tiba,” bisik Khadijah ra kepada Fatimah ra sesaat menjelang ajal. 
 
“Yang aku takutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, agar beliau memberikan sorbannya yang biasa digunakan menerima wahyu untuk dijadikan kain kafanku. Aku malu dan takut memintanya sendiri”. Mendengar itu Rasulullah berkata, “Wahai Khadijah, Allah menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempat tinggalmu di syurga Allah”. Siti Khadijah, Ummul Mu’minin *(ibu kaum mukmin),* pun kemudian menghembuskan nafas terakhirnya dipangkuan haribaan Rasulullah saw. 
 
Didekapnya sang istri itu dengan perasaan pilu yang teramat sangat. Tumpahlah air mata mulia Rasulullah dan semua orang yang ada di situ. Dalam suasana seperti itu, Malaikat Jibril as turun dari langit dengan mengucapkan salam dan membawa lima kain kafan. Rasulullah saw menjawab salam Jibril as, kemudian bertanya, “Untuk siapa sajakah kain kafan itu, ya Jibril as?” “Kain kafan ini untuk Khadijah, untuk engkau ya Rasulullah, untuk Fatimah, Ali dan Hasan,” jawab Jibril yang tiba-tiba berkata, kemudian menangis. Rasulullah saw bertanya, “Kenapa, ya Jibril?” “Cucumu yang satu, Husain, tidak memiliki kain kafan. Dia akan dibantai, tergeletak tanpa kafan dan tak dimandikan,” jawab Jibril as. Rasulullah saw berkata di dekat jasad Khadijah ra, “Wahai Khadijah istriku sayang, demi Allah, aku tidak akan pernah mendapatkan istri yang menandingi dirimu. Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. 
 
Allah Maha Mengetahui semua amalanmu. Semua hartamu kau hibahkan untuk Islam. Kaum muslimin pun ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini juga darimu. Namun begitu, mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar kain sorban!?” Menangis tersedu dan merasa terharu Rasulullah saw mengenang dan mengingat sepak terjang perjuangan istrinya Khadijah ra semasa hidupnya. Khadijah Dikisahkan, suatu hari, ketika Rasulullah saw pulang dari berdakwah, beliau masuk ke dalam rumah. Khadijah ra menyambut, dan hendak berdiri di depan pintu, kemudian Rasulullah saw bersabda, “Wahai Khadijah, tetaplah kamu di tempatmu”. Ketika itu Khadijah sedang menyusui Fatimah ra yang masih bayi. Saat itu seluruh kekayaan mereka telah habis. Seringkali makanan pun tak punya, sehingga ketika Fatimah menyusu, bukanlah air susu yang keluar akan tetapi darah. 
 
Darahlah yang masuk dalam mulut Fatimah r.a. Kemudian Rasulullah mengambil Fatimah dari gendongan istrinya, dan diletakkan di tempat tidur. Rasulullah yang lelah sepulang berdakwah dan menghadapi segala caci-maki serta fitnah manusia itu, lalu berbaring di pangkuan Khadijah hingga tertidur. Ketika itulah Khadijah membelai kepala Rasulullah saw dengan penuh kelembutan dan rasa sayang. Tak terasa air mata Khadijah menetes di pipi Rasulullah saw hingga membuat beliau terjaga. “Wahai Khadijah, mengapa engkau menangis? Adakah engkau menyesal bersuamikan aku?” tanya Rasulullah saw dengan penuh kelembutan hati dan kasih sayang. Dahulu engkau wanita kaya raya dan bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan. Namun hari ini engkau telah dihina orang. Semua orang telah menjauhi dirimu. Seluruh kekayaanmu habis. Adakah engkau menyesal, wahai Khadijah, bersuamikan aku, ?" lanjut Rasulullah saw tak kuasa melihat istrinya menangis. “Wahai suamiku, wahai Rasul Allah saw. Bukan itu yang aku tangiskan," jawab Khadijah. "Dahulu aku memiliki kemuliaan, Kemuliaan itu telah aku serahkan untuk Allah dan RasulNya. 
 
Dahulu aku adalah bangsawan, Kebangsawanan itu juga aku serahkan untuk Allah dan RasulNya. Dahulu aku memiliki harta kekayaan, Seluruh kekayaan itupun telah aku serahkan untuk Allah dan RasulNya”. "Wahai Rasulullah, sekarang aku tak punya apa-apa lagi. Tetapi engkau masih terus memperjuangkan agama ini. Wahai Rasulullah, sekiranya nanti aku mati sedangkan perjuanganmu belum selesai, sekiranya engkau hendak menyeberangi sebuah lautan, sekiranya engkau hendak menyeberangi sungai namun engkau tidak memperoleh rakit atau pun jembatan, maka galilah lubang kuburku, ambillah tulang-belulangku, jadikanlah sebagai jembatan bagimu untuk menyeberangi sungai itu supaya engkau bisa berjumpa dengan manusia dan melanjutkan dakwahmu”. "Ingatkan mereka tentang kebesaran Allah, Ingatkan mereka kepada kebenaran, serukanlah mereka kepada keagungan dan kemuliaan Islam, wahai Rasulullah”. Rasulullah saw pun tampak sedih. “wahai Khadijahku sayang, kau meninggalkanku sendirian dalam perjuanganku. 
 
Siapa lagi yang akan membantuku?” “Aku, ya Rasulullah!” sahut Ali bin Abi Thalib. jawab, menantu Rasullulah... Di samping jasad Siti Khadijah, Rasulullah saw kemudian berdo'a kepada Allah. “Ya Allah, ya Ilahi Rabbiy, limpahkanlah rahmat-Mu kepada Khadijahku, yang selalu membantuku dalam menegakkan Islam, Mempercayaiku pada saat orang lain menentangku, Menyenangkanku pada saat orang lain menyusahkanku, Menenteramkanku pada saat orang lain membuatku gelisah”. Silahkan dishare jika bermanfaat... Saya memohon kepada Allah mendo'akan bagi yang membaca postingan ini dan mengaminkan doa ini, semoga Allah memberikan kemudahan segala urusannya, rezekinya melimpah ruah, dan Allah mengundangnya ke Tanah Suci Mekah untuk menunaikan ibadah Haji dan Umroh biizinillah. Aamiin Rabb... 🤲 

Info lengkap hubungi kami : 
Lena 085372510888 
Ayu 0811629373 
Hermansyah Marpaung 08126292003 
Saipul Bahri Nababan 081360053602 

Bila ada yang memberikan infaq atau sedekah harap konfirmasi ke salah satu relawan KOJAB 
Rekening Kojab 2 Bank Syariah Mandiri 
No.Rek. 7104298545 
Atas Nama Komunitas Jum'at Berbagi 

Wassalamu'alaikum 
 #indahnyaberbagi #komunitasjumatberbagi.

Tidak ada komentar