Header Ads

Breaking News

Kisah Mistis Penjual Bakso Karena Gemar Bersedekah

Gambar hanya ilustrasi

Darmo yang kerap disapa kang darmo berasal dari luar pulau sumatera yakni pulau jawa, dikala itu ia sedang menjajahkan jualannya di pinggir trotoar jalan lintas sumatera aceh, ya.jalan yang sedikit sepi membuatnya sudah terbiasa bahkan tidak sedikit orang yang mampir untuk singgah makan di warung baksonya itu, kang darmo yang berusia 45 tahun tersebut kerap melakukan hobinya dikala dagangannya dirasa laris hari itu, ia sering di temui sedang menginfaqkan sebagian pendapatannya kepada pengemis yang lewat, hampir tidak ada satupun pengemis dan fakir yang melewati tempat dagangannya kecuali ia memberikan sebagian uang hasil penjualannya hari itu. 

Tidak selalu ia memberikan cash uang tersebut kepada pengemis yang lewat, sesekali ia memberikan makan bakso gratis kepada pengemis yang didapati membawa anaknya atau anak kecil yang bersamanya untuk mengemis dan memungut sampah-sampah bekas di pinggiran jalan, tak sedikit pengemis yang sudah mengenal dirinya karena kedermawanan beliau, hari itu ia menunggu-nunggu pengemis yang lewat, ‘hmmmm sudah beberapa hari iniaku tidak menjumpai pengemis yang lewat,” hatinya pun sedikit gelisah karena tidak afdol rasanya jika sehari tidak memberikan sedekah kepada fakir yang melintas di depan dagangannya.

Tak lama ia menunggu lalau ada seorang fakir yang sedang mengorek tempat sampah di dekat dagangannya itu, fakir tersebut terlihat menunduk memakai topi caping, bajunya terlihat kotor dan sedikit ada robekan dan memakai keranjang di belakangnya. “pak..paak...?” sahut kang darmo memanggil yang raut wajahnya terlihat senang, fakir tersebut terlihat tidak menghiraukan panggilan kang darmo, ia terlihat tetap menunduk mengais-ngais tempat sampah, karena beberapa panggilan kang darmo tidak disahut fakir tersebut ia pun memutuskan untuk menghampirinya, “pak..pak...?” panggil kang darmo dengan menepuk punggung si fakir tersebut, sontak fakir itu langsung menegakkan badannya, wajahnya terlihat pucat seperti tidak makan berhari-hari, darmo yang melihat itu langsung merasa iba dan mengajaknya untuk makan, “paak, ayok makan dulu di warung saya, gak papa pak, ayo pak....?’’  ajak kang darmo, fakir tersebut hanya mengangguk dan ikut ajakan kang darmo. 

Fakir tersebut duduk di salah satu meja makannya, di saat itu hanya ada kang darmo, si fakir dan 2 orang pelanggan yang sedang makan tak jauh dari meja fakir itu, kang darmo memberikan makan mie bakso kepada fakir tersebut “ini pak makan dulu, tidak usah bayar pak, saya lihat bapak lelah”, ujar kang darmo, tidak menunggu waktu lama, si fakir tersebut langsung melahap mie bakso yang diberikan kang darmo kepadanya, kang darmo yang melihat itu menjadi terheran bercampur iba, dalam hatinya ia berkata “sepertinya bapak ini tidak makan berhari-hari, makannya saja lahap begini”, lalu kang darmo bekata kepada si fakir tersebut “silahkan pak di habisin ya” dan kembali ke gerobak baksonya, fakir tersebut hanya diam saja dengan melahap makanannya. Beberapa saat kemudian kang darmo masih melihat fakir tersebut sedang makan mie baksonya yang terlihat sudah tinggal sedikit, ia pun berniat ingin memberikannya sejumlah uang dari hasil dagangannya, kang darmo yang sudah lama tidak bertemu dengan pengemis dan fakir merasa ini kesempatannya untuk bersedekah, tidak cukup dengan memberikannya makan maka harus dengan sejumlah uang yang bisa bermanfaat untuknya.

Tak lama ia menyiapkan uangnya, kang darmo dikejutkan dengan fakir tersebut yang sudah tidak ada di meja makannya, ia kaget dan langsung menghampiri meja makan si fakir tersebut, terlihat mangkuk baksonya sudah bersih tidak tersisa seakan orang yang memang kelaparan, kang darmo menjadi tambah heran, ia menanyakan kedua orang yang pelanggan baksonya yang tidak jauh dari meja fakir tersebut, “mas..mas, tadi lihat orang yang sedang makan dimeja itu gak..?” tanya kang darmo, “hah, orang mana kang, dari tadi kan cuman kita bertiga yang ada disini” jawab pelanggannya yang juga heran dengan pertanyaan kang darmo, mendengar itu rasa penasaran kang darmo semakin menjadi, ia memikirkan tentang sedekahnya, “hilang dah kesempatan bersedahku lagi”, tidak terlalu memikirkan hal itu, kang darmo langsung mencuci mangkuk dagangannya. Tidak lama itu pelanggannya yang lain pergi pamitan, tinggalah kang darmo sendiri, karena hari sudah mulai gelap ia bergegas mau mengumpulkan mangkuk - mangkuk bakso dari pelanggannya yang ada di meja-meja nya, sewaktu ingin mengutip beberapa mangkuk dagangannya, ia kembali dikejutkan dengan hal yang di luar nalar manusia, ya mangkuk-mangkuk bakso di mejanya kini sudah tersusun rapi seperti sudah di cuci dan dibersihkan, sontak sekujur tubuhnya menjadi merinding, ia merasakan seperti ada yang menemaniya, hari semakin gelap dan biasanya ia buka kembali di jam 8 malam, merasa ada hal yang aneh kang darmo memaksakan diri untuk tidak menghiraukannya, iapun dengan cepat mengemasi barang-barangnya untuk bersiap sholat maghrib di masjid terdekat. 

Sesampainya di masjid kang darmo membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya dengan baju ganti yang ia bawa lengkap dengan sarung yang biasa ia pakai untuk sholat, Seusai sholat maghrib kang darmo tidak lupa untuk memasukkan sejumlah uangnya ke dalam kotak infaq masjid, dan ia pun kembali ke atas sajadah untuk melanjutkan sholat sunnah, berdzikir dan beristirahat merenggangkan kakinya sambil menunggu waktu isya tiba, dan beberapa saat ada pria yang sepertinya seumuran dengannya yang melihat kang darmo sedang duduk menyender ke dinding masjid, lalu kang darmo di ajak makan oleh bapak tersebut, karena ajakannya yang memaksa, kang darmo pun ikut bersamanya dan makan di rumahnya, sesampainya di rumah bapak tersebut, kang darmo terlihat takjub karena rumahnya bak istana makanannya yang banyak dan terlihat sangat enak, rasanya ia baru ini memasuki rumah semewa ini, ia pun dipersilahkan untuk masuk, kang darmo merasa posisinya disitu seperti di istimewakan, duduk di atas permadani yang lembut, air minum yang segar di tuangkan ke dalam gelas yang terlihat sudah di sediakan untuknya, “waaah pak banyak banget masakannya seperti hajatan saja” ujar kang darmo, “sudah pak, kami memang biasa masak seperti ini mumpung lagi ada kesempatan, mari pak dimakan jangan sungkan-sungkan” kata bapak itu kembali, merekapun menyantap makanannya dengan lahap, sesekali di isi dengan canda tawa dan obrolan yang ringan, selesai makan, kang darmo di ajak berbincang oleh bapak tersebut, “pak apa boleh saya menitipkan kotak infaq masjid di warung dagangan bapak...?” tanya bapak itu, “ya boleh la pak, lagian di warung saya belum ada titipan kotak infaq darimanapun” balas kang darmo dengan senang hati, “Allahmdulillah kalau begitu” ujar bapak tersebut, dan bapak-bapak tersebut mengambil sebuah kotak infaq masjid yang sepertinya sudah di siapkan, “ini pak kotak infaqnya, mohon di titip ya pak” ujar bapak tersebut, “baik pak, insyaAllah amanah” balas kang darmo yang menerima kotak infaq tersebut.

Tak lama setelah ia menerima kotak infaq tersebut, kang darmo tersentak kaget, keringatnya bercucuran dari wajahnya, detak jantungnya tak beraturan, ia baru menyadari bahwa suara adzan isya dari hpnya dan beberapa orang pelanggannya menepuk-nepuk pundaknya, “kang..kang,, kenapa, jam segini kog masih tidur” tanya pelanggannya yang melihat kang darmo begitu keheranan dan terlihat raut wajah panik dari mukanya, kang darmo pun tidak berbicara sepatahpun, dengan jantung yang masih berpacu cepat, rasa keheranan yang tinggi dari apa yang baru di alaminya, ia melihat memperhatikan dirinya, terlihat kain sarung yang masih ia pakai, dan rasanya perutnya sudah kenyang, tidak lapar lagi, seolah apa yang di alaminya seperti kenyataan, iapun teringat kotak infaq yang diberikan, lantas benar saja di sampingnya sudah ada sebuah kotak infaq, ya benar-benar kotak asli terbuat dari kayu, kang darmo merasa tidak percaya dengan hal ini, ia pun mengatuh nafasnya yang melaju cepat sembari perbanyak beristighfar dan berdzikir, sekali lagi ia memperhatikan kotak infaq tersebut, ya memang benar-benar kotak infaq asli tidak salah lagi. 

Setelah dilihat kang darmo sudah mulai tenang, Para pelanggan tersebut kembali bertanya kepada kang darmo, “kang kang, kenapa dari tadi bengong aja”, “eng enggak papa mas, mau pesan bakso mas...?” jawab kang darmo sambil bertanya, “iya kang, kami mau pesan bakso dengan porsi banyak kang, disana ada hajatan bisa gak sekalian gerobaknya mangkal disana aja kang”, “allhamdulillah, bisa mas bisa” jawab kang darmo meng iyakan permintaan pelanggan tersebut, dengan perasaan senang bercampur aneh dari kejadian yang di alaminya, kang darmo meletakkan kotak infaq tersebut di atas meja dagangannya sesuai amanah bapak bapak tersebut, selepas sholat isya di tempat dagangannya kang darmo bergegas menuju tempat hajatan yang dipesan para pelanggan tersebut, kang darmo disibukkan dengan permintaan bakso yang ia jual dari para pelanggan dan tamu yang hadir, ia pun terlihat sampai kewalahan, disela-sela ia menyiapkan mie bakso kepada pelanggannya ia teringatkan dengan masjid dan rumah bapak tersebut, ia lalu menanyakan kepada beberapa pelanggan di dekatnya, “mas, masjid disini yang deket dimana ya”, “wah masjid disini agak jauh kang, sekitar 3 km dari sini”, kang darmo terkejut mendengar itu, menambah rasa keheranannya, “kalau dulu pernah ada masjid tua kang disekitar sini gak jauh, tapi sudah di bongkar dan di pindahkan karena kondisi tanahnya yang bisa longsor, jadi di bongkar dan di pindahkan ke masjid sana yang baru, di masjid itu juga ada makam tua kang katanya sih makam mbah umar nadzir masjid tua itu, makamnya sekarang sudah di rawat dan di bersihkan oleh warga sini” ujar pelanggan tersebut, kang darmo pun seakan mendapat jawaban dari peristiwa yang baru saja di alaminya, iapun memutuskan untuk tidak menceritakan pengalaman yang ia alami, berharap ada hikmah dan keberkahan dari kejadian mistisnya, toh tidak ada keburukan apa yang di alaminya, sesekali ia melihat kotak infaq tersebut dan tentu saja kotak tersebut cepat menjadi penuh, ia memindahkan uang tersebut ke dalam kantong plastik dan menyimpannya.

Setelah dari tempat hajatan tersebut sekitar pukul 10 malam, kang darmo bergegas membereskan dagangannya, mie baksonya habis tanpa sisa, iapun menerima upah dari pesanan pelanggannya dengan jumlah yang banyak, “kang. Ini kang bayaran baksonya” kata pelanggannya, “banyak sekali mas, kog sampai segini semua bakso saya gak sampai segini lo” ujar kang darmo menunjukkan uang yang di terimanya sangatlah besar merasa lebih banyak, “gak papa kang, ini titipan dari ahli bait, katanya baksonya enak hehe, mohon diterima ya kang” ujar pelanggan tersebut, “ya sudah, terimakasih banyak ya mas” kata kang darmo merasa bersyukur dengan penjualannya hari ini yang tidak terduga, setelah ia membereskan jualannya ia kembali melihat kotak infaq tersebut dan kotak infaq itu penuh untuk kedua kalinya, tidak biasanya dalam satu malam kotak infaq penuh sampai dua kali, kang darmo berpendapat mungkin tamu dari hajatan tadi ramai jadi kotak infaq tersebut bisa penuh sampai dua kali, “Allhamdulillah” kata kang darmo, seluruh uang tersebut kemudian di serahkan kepada masjid yang ia jumpai untuk pembangunan masjid, kang darmo tidak berani mengambil sepeserpun dari uang kotak infaq tersebut, karena ia memegan amanah teguh bahwa kotak infaq tersebut adalah hak nya masjid, fakir dan dhuafa. 

Keesokan harinya tepat pada hari jum’at yang biasanya dagangan kang darmo sedikit sepi kini selalu ramai pelanggan, dan kotak infaqnya juga selalu penuh,dan ia selalu memberikan kepada masjid-masjid yang layak untuk di bantu, ia merasa bersyukur dan kang darmo tidak lupa akan sedekahnya setiap hari, siapa saja fakir/dhuafa/pengemis yang melintas ia selalu memberinya makan bakso dan memberikannya sedikit uang untuk mereka, setiap ada pelanggan yang lupa membawa uang atau uangnya tidak cukup maka ia tidak meminta bayaran, bahkan di gratiskannya karena kebiasaannya itu kang darmo kini dikenal dengan pedagang bakso yang gemar sedekah karena tujuannya berdagang bukan untuk kehidupan dunianya melainkan jalan amal akhiratnya melalui sedekah.

“Barang siapa yang menolong kesusahan orang muslim, maka Allah Ta’ala akan menolongnya dari kesusahan pada hari kiamat” (HR. Bukhari)

R.Kholid
Rantauprapat, 25 Februari 2021

Info lengkap hubungi kami : 
Lena 085372510888 
Ayu 0811629373 
Hermansyah Marpaung 08126292003 
Saipul Bahri Nababan 081360053602 

Bila ada yang memberikan infaq atau sedekah harap konfirmasi ke salah satu relawan KOJAB 
Rekening Kojab 2 Bank Syariah Mandiri 
No.Rek. 7104298545 
Atas Nama Komunitas Jum'at Berbagi 

Wassalamu'alaikum 
 #indahnyaberbagi #komunitasjumatberbagi.

Tidak ada komentar